Kamis, 17 Februari 2011

SURAT KECIL UNTUK TUHAN - Cerita tentang Keke & Pemain



" KARENA HIDUP TERLAMPAU SINGKAT..
MAKA KAMI MENGENANGMU .... Gitasesa Wanda Cantika
..KAMI SEMUA MEMANGGILMU.. Keke "

" KISAH TENTANGMU BUKANLAH SERUPA BATU NISAN YANG DIAM ITU..
MAKA KAMI PUN BERHASRAT HENDAK MENYAPAMU.. "

"" DIDEDIKASIKAN untuk GITASESA WANDA CANTIKA (KEKE) ""
.. dan Engkau tak sekedar berhenti
menjadi Kisah ketabahan .. Melainkan
Sudah Menjelma menjadi Sosok tauladan
Bagi Kami.

Selasa, 15 Februari 2011

Peringatan Hari anak Kanker dunia & Beberapa Cerita tentang anak penderita Kanker.

FX

Mall Sudirman Jakarta, 13 Februari 2011 - Memperingati Hari Kanker Anak Dunia (World Child Cancer Day) 2011, YOAI sosialisasikan Gold Ribbon sebagai lambang resmi kanker anak Internasional dan menggelar Pameran Hasil Karya Pasien Kanker Anak dan Survivors. Galangan dukungan untuk Kreatifitas Anak-Anak Penderita Kanker dan Survivors, turut hadir Menteri Menteri Kesehatan, Ibu Endang Rahayu Sedyaningsih, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Ibu Linda Amalia Sari Agum Gumelar, Isteri Gubernur DKI Jakarta Ibu Tati Fauzi Bowo serta Ibu Rahmi Adi Tahir selaku Ketua Yayasan Onkologi Anak Indonesia sebagai penggiat program bantuan kepada penderita penyakit kanker khususnya Anak-Anak Penderita Kanker.

Peringatan Hari Kanker Anak seDunia yang jatuh tanggal 15 Februari, YOAI dengan didukung oleh berbagai pihak mengadakan serangkaian acara dengan tema "Creatifity Beats Cancer!", yaitu Sosialisasi Program Gold Ribbon & Pameran Hasil Karya Anak-Anak penderita Kanker dan Survivors.

Gold Ribbon adalah lambang resmi Internasional untuk kanker anak. Mengapa emas? Karena emas layaknya logam mulia, melambangkan anak-anak kita yang sangat berharga. Program Gold Ribbon YOAI, yaitu Program Bantuan Pengobatan, Program Cancer Camp, Program Konseling & Pendampingan untuk Anak-Anak Penderita Kanekr dan Orang tuanya, serta Program Fasilitas Ruang Rawat Anak.


Disamping itu seperti kita ketahui semua anak yang sedang menjalani pengobatan kanker biasanya mengalami trauma. Masalah psikologis selama pengobatan yang cukup lama, rasa sakit yang berkesinambungan oleh karena diagnosis dan pengobatannya, pasti akan terjadi. Untuk mengatasi hal tersebut, disela-sela menjalani pengobatannya, YOAI mengajak anak-anak ini mengisi waktunya berkreasi dengan melukis, fotografi dan membuat ketrampilan dari kain sisa.

Dengan melukis bisa mengekspresikan emosi, rasa takut, dan stress, namun bisa juga mengekspresikan rasa keindahan bahkan memberikan semangat untuk sembuh!

"Diharapkan dengan dipamerkannya hasil karya mereka, dapat meningkatkan rasa percaya diri anak-anak penderita kanker serta meningkatkan kualitas hidup mereka. Mari kita dukung cita-cita meulia mereka yang walaupun sekarang sakit tetap ada semangat untuk membantu sesama. YOAI ingin mengajak masyarakat baik individu, perusahaan maupun medeia dan yang lainnya untuk peduli dan mendukung anak-anak penderita kanker dan survivors ini," kata Ibu Rahmi Adi Putra Tahir, Ketua YOAI.

Seorang survivor, anggota CBC (Cancer Buster Community) akan meluncurkan buku "Kamu Sekuat Aku", yaitu cerita pengalaman survivor kanker anak yang berhasil sembuh. Tujuannnya untuk memotivasi penderita dan keluarganya untuk berjuang melawan kanker serta memberi dukungan emosional kepada anak-anak yang sedang menjalani pengobatan kanker bahwa penyakit kanker bisa disembuhkan.

YOAI bekerjasama dengan Skylar Pictures, melepas 1000 balon sebagai soft launching film terbaru mereka yang berjudul Surat Kecil Untuk Tuhan (SKUT). Film ini diangkat berdasarkan kisah nyata seorang gadis berusia 13 tahun yang harus berjuang hidup melawan ganasnya penyakit kanker.
YOAI sebagai yayasan yang sangat peduli terhadap anak-anak penderita kaneker, ikut mendukung film ini.

Bekerjasama dengan Rumah Moral (Ibu Melly Kiong), anak-anak penderita kanker dan survivors diajarkan membuat Bando, Bros dan ikat rambut, yang bahannya dari kain sisa... Hasil karya mereka ini akan dipamerkan dan dijual. Dana yang terkumpul akan dibelikan 20 komputer yang akan ditempatkan di bangsal anak di beberapa rumah sakit Pemerintah. Nantinya komputer ini bisa digunakan anak-anak penderita kanker yang sedang dirawat di Rumah Sakit. Jadi walaupun mereka sedang sakit dan dirawat, mereka tetap bisa berinteraksi dengan teman.

Kanker pada anak dapat disembuhkan bila ditemukan sejak dini dan memperoloeh penanganan yang baik.
Penyakit kanker pada anak umumnya jarang dibandingkan angka kejadian kanker pada orang dewasa. Kanker pada anak tercatat sekitar 2-4% dari seluruh angka kejadian kanker pada manusia.
Namun, dari data statistik menunjukkan kejadian penyakit kanker pada anak saat ini memperlihatkan kecenderungan meningkat, dibandingkan dua dasa warsa yang lalu. Sekitar 10 % kematian pada anak disebabkan oleh kanker. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan setiap tahun penderita kanker di dunia bertambah 6,25 juta orang. Dari jumlah tersebut, 4% atau 250 ribu penderita adalah anak-anak.
Antar 2-3% dari jumalh kasus kanker di Indonesia terjadi pada anak-anak, yakni sekitar 150 dari 1 juta orang anak. Oleh karena itu, diperkirakan setiap tahunnya ada 4.1000 kasus baru kanker pada anak di Indonesia.
Padahal sebenarnya kanker pada anak dapat diobati dan diupayakan sembuh bila ditemukan dalam stadium dini.

Tentang Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI)
Yayasan Onkologi Anak Indonesia adalah suatu yayasan nirlaba yang peduli terhadap anak-anak penderita kanker dan keluarganya, khsusnya mereka yang berasal dari keluarga yang tidak mampu.

Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) didirikan pada tanggal 24 Mei 1993 sebagai ungkapan rasa syukur orang tua karena salah satu putra/putrinya yang menderita kanker berhasil disembuhkan, dibantu oleh simpatisan, volunter, psikolog dan para dokter.

Selama hampir 18 tahun ini YOAI telah menjadi sahabat orang tua, memberikan inspirasi agar lebih tegar dan kuat, serta selalu berusaha meningkatkan kualitas hidup anak-anak kanker di Indonesia, YOAI telah menolong anak-anak penderita kanker dan keluarganya, terutama daris sisi psikologis, mengatasi penyakitnya, membantu biaya pengobatan untuk keluarga yang kurang mampu, membantu merenovasi ruang rawat anak di beberapa rumah sakit, mengadakan seminar ilmiah tentang kanker pada anak untuk para dokter, seminar awam untuk masyarakat, mengadakan penyuluhan untuk Pekerja Sosial Masyarakat/KADER PUSKESMAS, penyuluhan untuk anak-anak sekolah dan juga menerbitkan buletin.

Sejak tahun 1999 YOAI telah bergabung menjadi anggota dari International Confederation of Childhood Cancer Parent Organizations (ICCCPO), yang saat ini mempunyai anggota lebih dari 138 organisasi dari 81 negara di dunia.
Disamping itu kami baru saja merampungkan proyek yang sangat special yaitu My Child Matters 2008, yaitu Kampanye Terpadu Berbasis Komunitas, terhadap Deteksi Dini dan rujukan penanganan Leukimia pada Anak dan Retinoblastoma (Kanker Bola Mata) di sepuluh kantong kemiskinan di Kelurahan Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Program ini kerjasama antara tiga yayasan yaitu, Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI), Yayasan Kanker Indonesia (YKI), dan Koalisi untuk Indonesia Sehat (KuIS), dengan dukungan dana dari The International Union Against Cancer (UICC) dan Sanofi Aventis.

Sampai saat ini sudah sekitar 505 pasien yang di bantu biaya pengobatannya. Kami juga mempunyai perkumpulan Family Supporting Group (FSG), Paguyuban Orang tua (POTPERKA) dan Perkumpulan Survivor Kanker Anak yang bernama Cancer Buster Community (CBC).

****

KISAH ANAK PENDERITA KANKER..


Jakarta, Hidup dengan kanker tidak pernah mudah, apalagi bagi anak-anak yang tentunya punya begitu banyak harapan dan cita-cita untuk masa depan. Hanya dengan semangat juang yang tinggi, anak-anak pengidap kanker berikut ini bisa tetap penuh semangat.

Salah satu anak pengidap kanker adalah Gitta Sessa Wanda Cantika alias Keke, yang pernah populer karena menulis puisi berjudul Surat Kecil untuk Tuhan, sesaat sebelum meninggal. Ia meninggal akibat Rabdomiosarkoma, sejenis kanker jaringan lunak yang namanya saja bahkan sangat sulit untuk dilafalkan oleh gadis 13 tahun ini.

Kisah Keke kemudian ditulis oleh Agnes Danovar dalam sebuah novel dengan judul sama dengan puisinya, lalu difilmkan oleh Skylar Pictures. Film ini dirilis dalam peringatan Hari Kanker Anak Sedunia 2011 bersama Yayasan Onkologi Anak Indonsia (YOAI)di FX Plaza Senayan, Minggu (13/2/2011).

"Kisah Keke ini sangat inspiratif, menunjukkan bahwa anak yang menderita kanker tidak boleh menyerah dan kehilangan semangat. Harus terus berjuang seperti Keke," kata Dinda Hauw, aktris cilik berusia 14 tahun yang memerankan tokoh Keke di film tersebut.

Selain Keke, masih banyak lagi pengidap kanker yang harus merelakan sebagian impian itu terampas oleh penyakit. Beberapa di antaranya sempat ditemui oleh detikHealth dalam peringatan Hari Kanker Anak Sedunia 2001 dan berikut inilah kisahnya :


1. Restu (laki-laki, 17 tahun, kanker tulang)

Kalau saja Restu tidak jatuh lalu mengalami patah tulang di usia 12 tahun, mungkin saja tumor ganas yang bersarang di tulang kakinya tidak akan ketahuan. Meski tumor itu sudah bisa diangkat, namun ia harus rela kehilangan kaki kanannya yang diamputasi untuk mencegah sel-sel kanker itu terus menyebar.

"Sebelum patah tulang, sama sekali tidak ada tanda-tanda kalau Restu punya kanker. Kalaupun ada keluhan, paling-paling hanya sering merasa ngilu, pegel-pegel," ungkap Sri Winarti, ibu kandung Restu.

Tidak cukup hanya kehilangan kaki kanan, Restu masih harus menanggung dampak serius dari kemoterapi yang dijalaninya. Sejak tahun 2009, ia mengalami gagal ginjal akibat terlalu banyak mengonsumsi obat kanker sehingga harus rutin melakukan cuci darah sebanyak 2 kali dalam setiap minggu.

2. Sarno (laki-laki, 9 tahun, kanker mata)

Sama seperti Restu,

Sarno asal Lampung juga mengetahui dirinya terkena kanker setelah mengalami sebuah kecelakaan. Saat bermain ketapel, peluru milik salah seorang teman nyasar dan mengenai matanya hingga memerah dan terasa perih.

"Sempat periksa ke dokter praktik, tapi beberapa minggu kemudian matanya malah membengkak. Sarno kami bawa ke RSUD Lampung, ternyata ada kanker dan dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo," tutur Rasidi, kakak Sarno yang setia mendampingi adik bungsunya selama 6 bulan lebih dirawat di Jakarta.

Saat ini Sarno masih harus menjalani kemotrapi dan beberapa kali pemeriksaan, sehingga Rasidi memperkirakan keluarganya belum bisa pulang ke Lampung dalam 6 bulan ke depan. Rasidi cukup tegar dan selalu optimistis Sarno akan sembuh, meski mata kanannya tidak akan pernah bisa melihat lagi karena sudah diangkat.

3. Denie (laki-laki, baru saja meninggal di usia 20 tahun, leukemia)

Hingga berusia 13 tahun, Denie Ramadhan Noerdin adalah remaja yang sangat enerjik dan punya obsesi ingin masuk tim inti bola basket di sekolahnya. Namun sejak didiagnosis menderita kanker darah atau leukemia, Denie harus mulai melupakan impian itu karena dokter melarangnya untuk beraktivitas hingga terlalu letih.

"Setelah dikemoterapi, Denie sebenarnya sempat dinyatakan sembuh. Namun sejak itu dia mengalami relaps (kumat) 2 kali dan yang terakhir sudah tidak tertolong, Denie wafat 2 Februari 2011. Kondisinya saat relaps yang terahir, testis membesar," kenang ayah Denie, Tonie Noerdin.

Kendati bertahun-tahun hidup dengan leukemia, Tonie mengakui semangat hidup anak sulungnya itu sangat luar biasa. Meski tidak bisa sekolah dengan normal seperti remaja lain, ia tetap ingin belajar melalui home schooling hingga SMA. Sejak tidak boleh main basket, ia juga menekuni hobi baru yakni fotografi.

****

B. BERJUANG MELAWAN KANKER TULANG LANGKA

Jakarta, Penyakit kanker tulang belakang jenis Myxopapillary ependymoma adalah salah satu kasus kanker yang jarang ditemui di Indonesia. Zulfikar, bocah usia 12 tahun terdeteksi sebagai pasien pertama dengan kasus tersebut.

Sampai saat ini Fikar masih berjuang untuk bisa melawan sel-sel kanker yang menyerang tubuhnya. Meskipun harapan hidupnya tipis, anak yatim itu tetap memiliki semangat besar untuk sembuh dan membahagiakan ibunda tercinta, satu-satu keluarga inti yang dimiliki setelah ayahnya meninggal 2 tahun lalu.

Fikar yang dirawat di Rumah Sakit Kanker Dharmais ini dinyatakan dokter menderita penyakit
kanker langka Myxopapillary ependymoma. Gejala yang timbul untuk penyakit ini adalah rasa sakit dibagian belakang, daerah dubur, kedua tungkai bawah serta mengarah ke linu pinggul (pegal bagian pinggang).

Penyakit ini melibatkan bagian conus dan juga cauda equina. Sakit yang spontan terjadi biasanya berhubungan dengan bagian conus, sedangkan gejala yang paling menonjol terjadi pada pasien biasanya terjadi di bagian cauda equina. Rasa sakit cauda equina melibatkan daerah paha dan kaki.

Seperti dikutip dari Emedicine, Jumat (25/12/2009) pasien terkadang mengalami penurunan sensorik akibat luka (lesi) di bagian cauda equina. Sedangkan disfungsi otonom seperti penurunan fungsi kandung kemih dan impotensi merupakan gejala awal dari luka (lesi) conus medullaris.

Pasien yang memiliki tumor di tulang belakang conus dan cauda equina dapat memiliki gejala kombinasi. Saat tumor ini tumbuh, kaki mengalami kelumpuhan, terhentinya pertumbuhan otot kaki dan penurunan fungsi kaki. Jika kondisinya sudah semakin parah, bisa membuat pasien tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya.

Fikar yang menderita penyakit ini terpaksa harus kehilangan berat badannya hampir 20-an kg. Ini karena semakin hari kondisi tubuhnya semakin memburuk dan makanan sudah tidak bisa lagi masuk melalui tenggorokannya. Sehingga satu-satunya asupan yang masuk ke tubuhnya hanya melalui cairan infus saja.

"Saya masih tetap berharap suatu saat nanti Fikar pasti bisa sembuh, dia masih memiliki semangat yang tinggi,” ujar sang ibu Nurhasanah saat ditemui detikHealth di RS Kanker Dharmais, Kamis (24/12/2009).

Perut Fikar membuncit, tulang-tulangnya mengecil, dan wajahnya makin tirus. Beberapa kali dokter harus menyedot cairan di parunya untuk mempertahankan jiwanya. Namun karena kondisi Fikar yang masih lemah maka tidak bisa semua cairan dikeluarkan sekaligus.

Saat ini Fikar masih mendapatkan pengobatan berupa morphin. Tapi jika dulu dikonsumsi dalam bentuk pil yang harus diminum setiap 6 jam sekali maka sekarang morphin yang diberikan dalam bentuk seperti koyo yang ditempel di kulit dan bisa bertahan hingga 4-5 hari.

Fikar mulai mengeluh sakit sejak bulan Februari 2009. Zulfikar sering mengeluh rasa nyeri dan pegal di tubuhnya meski pada saat itu, rasa sakit belum mengganggu aktivitasnya. Sakit yang dirasakan juga tidak langsung diperiksa. Namun pada awal Agustus 2009 rasa nyeri di tubuhnya kembali datang, tapi kali ini rasa nyeri yang timbul disertai dengan pendarahan pada urinnya.

Sejak dinyatakan kanker stadium awal pada September lalu, dalam tempo dua bulan kanker tulangnya sudah menjadi stadium lanjut. Dokter mengatakan harapan hidupnya tipis karena kanker sudah menggerogoti tubuhnya. Hanya keajaiban yang bisa menyembuhkannya.

Dukungan terhadap Fikar untuk sembuh datang dari banyak pihak. Beberapa pilot dari Maskapai Garuda Indonesia datang khusus menjenguknya karena Fikar selalu bercita-cita ingin jadi pilot.

"Fikar sejak kelas 1 SD sudah punya cita-cita ingin menjadi pilot, jadi dokter sengaja mendatangkan pilot kesini untuk membangkitkan semangat hidup Fikar," ujar ibunya.

Simpati terhadap keadaan Fikar juga datang dari Menteri Perbedayaan Perempuan Linda Gumelar, Ustadz Jeffri Al Buchari, pemain sepak bola Bambang Pamungkas karena Fikar hobi bermain play station bola, selebriti Panji Wicaksono dan juga seorang pramugari yang anaknya pernah mengalami infeksi paru-paru.

Kondisi Fikar sudah setengah sadar, bicaranya mulai meracau dan agak kasar tak seperti pribadi dia saat belum sakit. "Mungkin karena pengaruh morphin yang diberikan, sekarang Fikar menjadi sedikit lebih kasar dan galak. Padahal dulu dia tidak seperti itu," ungkap ibunya ...

C. Pesan Tersembunyi "I Love You" dari Gadis Cilik Penderita Kanker Otak.

Cincinnati, AS, Gadis cilik 6 tahun berhasil menyembunyikan catatan kecil yang dibuatnya selama 9 bulan ketika mengidap kanker otak. Catatan yang disembunyikan di hampir seluruh bagian rumahya itu baru ditemukan oleh keluarganya setelah sang gadis meninggal dunia.

Elena Desserich didiagnosa kanker otak ketika usianya masih 5 tahun. Selama 9 bulan melawan penyakitnya, Elena menyembunyikan ratusan catatan kecil di setiap halaman buku, lemari, laci, tas, baju, sweater bahkan di tempat cuci piring.

'I Love Grace', demikian catatan yang ditulis Grace kepada adik tersayangnya, seperti dikutip dari Dailymail, Sabtu (7/11/2009).

Elena meninggal pada Agustus 2007, tapi orang tuanya, Keith (34 tahun) dan Brooke (35 tahun) serta adiknya, Grace yang berusia 5 tahun pada saat itu baru menemukan catatan dan gambar yang disembunyikan Elena baru-baru ini atau dua tahun setelah kematian Elena.

"Setelah dikumpulkan, ternyata catatan itu sudah terkumpul dalam tiga kotak besar," ujar Keith.

Sekarang keluarga Elena berusaha mengumpulkan semua catatan dan gambar buatan Elena yang menyentuh itu dalam sebuah buku.

Ketika Elena didiagnosa penyakit kanker otak pada tahun 2006, orang tuanya hanya diberitahu bahwa hidup Elena hanya tinggal 135 hari lagi. Dan sejak itu, setiap harinya orang tua Elena berusaha membuat momen spesial untuk Elena.

"Kami tidak ingin fokus pada penyakit kankernya, kami hanya ingin melakukan apapun yang Elena inginkan," ujar Keith.

Keith dan Brooke tidak ingin Gracie, adik Elena melupakan kakaknya begitu saja, jadi mereka membuat sebuah jurnal khusus untuk mengenang Elena.

"Dia adalah gadis yang sangat bijak di usianya yang baru 6 tahun. Catatan-catatan itu adalah cara dia mengatakan pada kami bahwa segalanya akan baik-baik saja. Setiap kami menemukan tulisan itu, rasanya Elena seperti memeluk kami," ujar Keith.

Meskipun Elena mendapatkan terapi radiasi tiap hari, tapi kondisinya justru tambah memburuk, bahkan sudah tidak bisa bicara lagi.

Namun meski gadis kecil pemberani itu tidak bisa bicara lagi, ia tetap menyuarakan isi hatinya melalui sebuah tulisan. Kebanyakan tulisan yang disembunyikan Elena ditujukan untuk adiknya, Gracie. Tapi ia juga menuliskan untuk ibu, ayah, kakek dan anjing favoritnya, Sally.

Beberapa tulisan 'I Love You' yang dibuat Elena juga diberi gambar hati dan bunga. Satu tulisan yang dibuat Elena, 'I Love You Gracie, Go Go' adalah catatan yang paling membuat Gracie semangat dan bangga mempunyai kakak seperti Elena.

Catatan Elena yang sudah dibukukan rencananya akan disumbangkan pada the Cure Starts Now Cancer Foundation dan didedikasikan untuk menginspirasi semua penderita kanker di seluruh dunia..

*****