Selasa, 16 Agustus 2011

Aka Manto (Red Cape)

AKA MANTO

Aka MKanto adalah salahsatu hantu mengerikan yg membuat para wanita di Jepang harus berpikir dua kali sebelum menggunakan toilet. Aka Manto secara literal bisa diartikan sebagai Red Cape (Jubah Merah). Kenapa dijuluki demikian? Karena memang terlihat memakai jubah merah dan topeng putih. Hantu ini dapat ditemukan dalam toilet perempuan, bilik yang sering dijuluki "Bilik Keempat". Konon, hantu ini amat sangat mempesona sampai-sampai anak perempuan akan sangat sulit mampu berpaling darinya. Tetapi, dibalik pesonanya, ia memiliki 'jiwa yang sangat mengerikan', bahkan selera humor yang buruk.

Sejarah.
Legenda Aka Manto sudah ada sejak zaman dulu. Berawal dari kehidupan seorang pria yang amat sangat tampan, 'membuat semua orang yang melihatnya mati...' (eeh, bukan) membuat semua gadis yang melihatnya selalu jatuh hati padanya. Ketampanannya itu membuatnya pusing serta bingung akan apa yang harus diperbuatnya, sampai suatu saat dia memutuskan untuk mengenakan jubah merah serta menutupi wajahnya dengan topeng putih. Semua bertujuan untuk agar semua perempuan tidak mengganggunya lagi. Karena emosinya yang labil menyebabkan kelainan jiwa pada dirinya. Dari sini, bangkitlah jiwa kegelapan dari dalam dirinya dan mulailah kejadian-kejadian yang tragis.

Pada suatu saat, ia menculik seorang gadis cantik yang kemudian gadis itu tidak akan pernah terlihat lagi. Setalah sekian lama, jiwa Aka Manto masih diselimuti oleh kegelapan dan hingga sekarang ia selalu mencari korban-korban baru sebagai pelampiasannya. Dimana lagi ia dapat menemukan gadis-gadis cantik yang sedang sendirian kalau bukan di toilet perempuan. Menunggu saat yang tepat, untuk melampiaskan kegelapan dalam dirinya.

saat seorang gadis cantik masuk ke dalam toilet dengan keadaan sepi dan sendirian, akan terdengar suara halus yang berkata "wahai wanita, mana yang kamu suka, jubah merah atau biru?". Sesaat setelah pertanyaan terdengar, Aka Manto akan menampakkan wujudnya perlahan dari bilik paling ujung. Nasib si gadis ditentukan dari jawaban yang diberikan. Namun Aka Manto telah mempersiapkan semuanya sehingga tiap jawaban yang dipiliha pasti akan berujung pada kematian di penjawab (si gadis). Jika menjawab "jubah merah", maka Aka Manto akan menebas leher gadis hingga darah mengucur membasahi tubuh si gadis, seolah-olah seperti memakai 'Jubah Merah'. Jika menjawab "jubah biru", maka Aka Manto akan meraih leher gadis kemudian mengangkatnya hingga dia tercekik sampai mati lemas, menyebabkan wajahnya menjadi biru. Jangan sekali-kali menjawab warna diluar pilihan yang ada, karena konsekuensinya lebih mengerikan. Jika begitu, akan muncul tangan-tangan pucat dari bilik tempat Aka Manto berasal, yang selanjutnya akan membawa gadis tersebut ke dunia lain.

Urban Legend yang nyata.
Kisah nyata yang melibatkan Aka Manto terjadi di sebuah sekolah. Gadis muda di sekolah itu mendengar suara "Bisakan kita mulai pemakaian jubah merahnya?" dari bilik sebelahnya. Ia pun lari ketakutan melapor ke gurunya hingga polisi datang. Polisi mengaggap masalah ini sebagai perlakuan orang gila biasa, dan itu merupakan kesalahan yang sangat besar. Ketika polisi tiba, seorang polisi wanita masuk ke dalam toilet ditemani dengan senjata api, sedang polisi pria berjaga menunggu perintah di depan pintu toilet(bukan di depan pintu bilik kamar mandi). Polwan tersebut akhirnya mendengar suara lembut yang berkata "bisakah kita mulai pemakaian jubah merahnya?". Tanpa basa-basi polwan tersebut berteriak "Silakan saja pakaikan!". Dari luar pintu toilet, polisi pria hanya mendengar suara teriakan dengan suara jatuh yang lumayan keras. Ketika masuk, dia hanya melihat si polwan sudah tewas bersimbah darah di genangan darah dari polwan itu, seolah seperti telah dipakaikan jubah merah.

Aka Manto adalah salahsatu hantu Jepang yang paling mengerikan. Kenapa..?
Karena kebanyakan hantu Jepang lain masih memiliki cara untuk ditangkal dan dihindari. Tetapi untuk Aka Manto sendiri, satu-satunya cara adalah lari sebelum bertemu muka dengannya, seperti yang dikatakan, akan sulit berpaling jika sudah berhadapan dengannya. Terlebih lagi, pilihan yang diberikannya adalah sebuah jalan buntu menuju kematian.