Selasa, 04 Desember 2012

THE SMELL's




Ini cerita tentang seorang gadis yang memiliki kelebihan aneh. Kita sebut saja namanya Alya. Gadis asal Bali ini berparas sangat cantik. Kalau artis, mungkin dia mirip Laura Basuki kali, ya (seandainya kisah ini di filmkan gue harap sih, doi yang meranin. Eaaa … mimpi bedebah)

Alya ini kuliah si sebuah universitas di Jakarta Fakultas kedokteran semester terakhir. keinginannya yang kuat untuk menjadi seorang Koki, memang mendorong Alya tekun untuk menyelesaikan kuliahnya tepat waktu. Dia enggak pernah pacaran dan jarang sekali bergaul. Kerjaannya sehari hari Cuma belajar dan belajar. Masalahnya, sejak kapan jadi Koki harus kuliah di Kedokteran? Haha itu bukan urusan kita, suka suka dia sajalah, yah….

Selama hampir empat tahun Alya menetap di Jakarta. Selama itu juga dia tinggal di sebuah apartemen mewah milik tante nya. Sendirian, enggak ada yang menemani. Tapi sahabat baiknya April, sering numpang menginap di situ. Di Jakarta, April memang satu satunya orang yang paling dekat sama Alya.

Mereka itu Ibarat botol sama tutupnya, selalu nempel. Kemana mana selalu berdua, engga pernah terpisah. Kalau terpisah pun enggak akan lama, sebentar kemudian pasti nemplok lagi. Begitulah botol, eh, Alya dan April.

Terus, kenapa cermis kali ini dikasih judul “The Smells”? artinya aroma, dong? Nah, itu dia. Sejak Alya pertama kali belajar membedah mayat seseorang duaan tahun lalu, Alya jadi sering mengalami sesuatu yang aneh. Mungkin bisa di bilang kelebihan. Tapi, buat Alya ini adalah kutukan. Gimana enggak, Alya bisa mencium bau kematian seseorang. Camkan!

Bau di sini adalah bau dalam arti yang sebenarnya, loh. Alya benar benar bisa mencium bau menyengat dari tubuh seseorang yang akan mati. Bau yang cuma bisa di endus oleh penciuman Alya. Baunya sangat menuusuk hidung. Lebih busuk dari bau bangkai manusia yang tergolek berminggu –minggu (meskipun enggak lebih busuk dari koruptor)


Alya bisa tahu bahwa nyawa seseorang akan diambil begitu dia mencium bau busuk itu keluar dari tubuh orang yang bersangkutan. Bau yang sangat khas. Penegasan.

Pernah suatu ketika Alya mencium bau busuk yang sama tiba-tiba menyeruak memenuhi kamar apartemennya. Bau itu sangat menyengaaaatt!!! Dia terbangin dari tidur siangnya karena aroma itu membuat napasnya sesak. Kebetulan dia engga lagi ditemani April.

Meskipun ini bukan pengalaman pertamanya mencium kematian, Alya tetap kaget. Di apartemennya engga ada orang sama sekali selain dia. Alya berusaha memastikan diri kalau bau busuk itu enggak keluar dari tubuhnya. Sesaat Alya menarik napas lega.
”Apriiillll!! Lo di sini?!” teriak Alya spontan.

Iyalah. Siapa lagi orang yang dia duga kalau bukan belahan jiwanya itu. Cuma April yang menyinpan kunci Duplikat Apartemennya. Lagi pula, April itu emang orangnya suka iseng. Sering kali dia menggoda Alya kalau melihatnya lagi murung. April memang sangat solid. Enggak ada orang yang bisa mengerti keadaan Alya selain dia. Itulah kenapa Alya sangat menyayanginya. Dan sekarang, jantung Alya sedang berdegup kencang mengingat takut terjadi apa-apa sama April.

Alya benar benar berharap sahabatnya enggap ada di apartemennya. Dia engga akan rela kalau sampai bau busuk itu keluar dari tubuh April. Kalau sampai terjadi, tahu, dong. Artinya? Lap keringeet….

syukurlah memamng bukan April, guys… saking paniknya, Alya langsung menelpon April untuk memastikan keberadaannya. Ternyata April amsih di rumahnya, lagi bersiap-siap menjemput Alya. Alya menarik napas lega di balik sapu tangan yang menutupi hidungnya.

Lalu, tiba- tiba….

SRUUUUUUTTT…. GRUSSSSAAAAKKK….. BLAAARRR!!!

Alya mendengar suara benda jatuh terbanting . suaranya sanggat memekakkan telinga. Sangat keras! Alya terperanjat. Secepat kilat dia mendekati arah duara itu. Alya berlalri kearah balkon dan, benar saja seperti apa yang di duganya!

Dua seorang petugas yg sedang mengecat dinding apartemen, terperosok bersams gondola yg dinaiki mereka. Mereka terjatuh dari ketinggian 11 lantai, tepat lokasi Alya berdiri sekarang. Alya melongo mulutnya menganga. Matanya terbelalak menatap kondisi mereka. Pantas saja bau yang dia cium lebih menyengat dari biasanya, ternyata korbannya lebih dari satu orang.

Alya semakin mengerti sekarang.semakin banyak nyawa orang yang akan diambil makan semakin menyengat bau yang di ciumnya. Mata Alya berkaca-kaca menahan sedih pikirannya berkecamuk.

Itu salah satu pengalaman mencekam yang pernah menimpa Alya. Mau lagi mendengar pengalaman mengerikan Alya lainnya? Eberikuuutt liputannyaaaa…..!

Alya enggak pernah lupa, ada beberapa banyak kematian yang pernah diciumnya. Semuanya selalu membuatnya shock, ini yang selalu membuatnya murung dan Alya enggak pernah menceritakan sama siapa pun, Termasuk April.

Termasuk ketika dia mencium bau bangkai yang semerbak dari tubuh pacaranya April. Yak. 6 bulan yang lalu , Roy pacaranya April meninggal dunia pada usia muda.


Roy memang pesakitan. Selama hampir 2 tahun dia mengidap tumor ganas di kepalanya (kanker otak). Saat Roy diopname. April mengajak Alya menjenguk pacaranya itu. Dengan sukacita, April mengabarkan kondisi Roy udah membaik. Dia ingin berbagi kebahagiaan bersama ALya, makanya dia mengajak Sooulmate-nya itu untuk menemui Roy, pacar yang sangat dicintainya. Alya tahu itu.

Tapi, Alya memulai lagi mimpi buruk itu. Alangkah terkejutnya dia, saat memasuki ruang perawatan Roy, dia kembali mencium aroma mematikan itu. Jelas! Bau itu keluar dari tubuh Roy. Alya menahan napasnya.

Ini aneh. Padahal, Roy baru saja di pindahkan dari ruang ICU karena kondisinya sudah stabil. Wajah Roy pun terlihat lebih segar. Beberapa kali Alya pikirkan perasaan April. Dia tentu akan merasa terpukul atas kehilangan Roy. Kasian April, batin Alya. Secara Refleks, Alya meraih tangan April dan menggenggamnya kuat kuat. April tersenyum penuh arti. Sementara mata Alya malah berkaca kaca. Dia engga sanggup membayangkan duka yang akan dialami sahabatnya satu-satunya itu.

Yang Alya takutkan pun seperti biasa, terjadi!! Roy tiba-tiba berteriak, kedua tangannya mencengkram kepalanya. Dia seperti menahan rasa sakit yang tak terkira. Tubuhnya meregang. Otot-ototnya kaku. Napasnya tercekat. Roy… pun. Mati.

2.

Lokasi: kampus. Pukul 2.30 siang. Present day ….

“Al, entar malam kita mau berangat bareng engga ke acara ulathnya Erik?” tanya April.

”Enggak usah, pril. Restonya, kan jauh. Entar elo muter-muter lagi”

“Enggak apa-apa kali, Al. perasaan gue enggak enak, nih, kalo ngebiarin elo berangkat sendiri.” Tukas April lagi.

“IIIiiiiiiiiiiyyy, cayang, kok, kamu baik banget ciii….. pokoknya enggak usah. Oke!” Jawab Alya sambil menyubit pipi April yang terlihat agak tembem.

Begitulah keakraban mereka. Kemesraannya udah kayak huruf U sama I. di keyboard, mereka, kan, berdampingan, U dan I always together, side by side forever ….. Eaaaaa….

Erik ini adalah teman kampus mereka. Dia mengundang 3 puluh orang temannya buat ngerayain ulathnya yang ke- 22 di sebuah Restoran.

3.

Malam harinya.

Sekitar pukul 6.45 petang. Alya udah siap berangkat. Dia udah nyiapkan penampilan terbaiknya. Gayanya nyentil mampus. Kecenya bengis abis. Cantiknya terkapar-kapar. Seperti yang udah direncanakan, Alya berangkat sendiri mengendarai mobil pick up kesayangannya. Aih, ngeek banget yak, masa mobil pick up. Memangnya dia tukang kuli antar apa? Kita ganti aja deh, jadi mobil Honda City.

Satu jam kemudian Alya tiba di TKP. Enggak tahulah apa nama restorannya. Yang jelas, ini tempatnya cozy abis. Erik sengaja menyewa ruangan khusus buat ngerayain acaranya.

Alya datang memang agak telat, guys. Semua teman teman ampusnya udah berumpul. Dengan anggunnya, Alya memasuki ruangan mewah itu. Tapi, langkah Alya tiba-tiba terhenti karena merasakan sesuatu yang sudah enggak asing lagi di penciumannya. Alya terperanjat bukan kepalang!

YAK, BAU MEMATIKAN YANG TERKUTUK ITU DATANG LAGI!

Aura cantik Alya lenyap seketika menahan bau busu yang lebih menyengat dari biasanya. Sangat menyengat. Lebih menyengat dari bau yang dia cium saat melihat kematian petugas di apartemen dulu!

Secara spontan, Ayu menutup hidungnya dengan sapu tangan yang di bawanya. Mukanya terlihat pucat. Kaki Alya gemeteran. Hampir saja dia roboh kalau saja Erik enggak menahannya

“Hei, kamu kenapa, Al? kayak orang ketakutan begitu” sapa Erik.

Alya berdiri terpana. Matanya memandang ke seluruh penjuru ruangan. Napasnya menderu. Dia menatap satu persatu kawannya yang ada disitu.

”Hey!! Alyaaaa…… “ Erik menegurnya. Dia heran melihat eskpresi wajahnya Alya yang terlihat Panik

“Oh.. eh…. Ummmm… Aku engga apa apa, ok, rik, o,iya selamat Ulang Tahun yaa.” Jawab dengan suara terbata. Alya engga Cuma menyelamai Erik, tapi dia juga memeluknya. Lalu menciumi baju erik dengan gelagat yang membuat Erik heran. Erik tahu banget kepribadian Alya. Dia buan tipe orang yang sembarangan memeluk Pria. Tapi, dia senang. Sih, karena sebenarnya dia udah lama memendam perasaan sama Alya. Cieee….

Kasihan Erik, ya, dia terlalu ge-er guys. Padahal, kita tahu, Alya melakuan itu karena Cuma itu satu satunya trik buat membaui tubuhnya, Alya mau memastikan keluar dari tubuh siapa bau busuk yang mematikan itu. Hasilnya bukan dari tubuh Erik.

“Eh, sorry ya, guys . aku terlambat nih…” sambung Alya penuh semangat. Ternyata bukan Cuma Erik yang dipeluk. Melainkan semua kawan kawan yanga da di situ pun enggak lepas dari rangkulan Alya. Semua orang memanadangi perilau Alya dengan Takjub. Orang yang dikenal kalem ternyata berjiwa social juga, pikir mereka.

Lain lagi sama apa yang dipikiran Alya. Perasaannya enggak menentu. Dia belum bisa menemukan sumber bau itu. Semua tubuh kawan-kawannya sudah dia baui satu persatu, tapi bau itu enggak keluar dari tubuh mereka.

Lalu, siapa? Semua teman-temannya sudah berkumpul. kalau bukan salah seorang diantara mereka, lalu salah siapa? Salah gue? Salah teman-teman gue? Atau, salah bisul selingkuhan nenek gue? (kacau …. Ini gimana mau serem kalau ngebangkai melulu) apa pelayan Restoran yang berada disini? Atau bahkan semua orang yang berada disini? Ah … Alya membuang jauh pikiran buruknya.

Alya terlihat semakin tegang. Dia enggak bisa berkosentrasi. Jantungnya berdebar hebat. Kali ini, Alya benar benar harus melakukan sesuatu.

Alya bertekad enggak membiarkan sesuatu terjadi kepada  teman temannya. Kutuan yang dia punya seharusnya bisa menyelamatkan nyawa orang, bukan membiarkannya selama ini dia merasa terlalu pasrah. Enggak, kali ini Alya engga akan diam saja. Dia harus menemukan sumber bau busuk Itu! Tekadnya.

Alya enggak bisa berfikir jernih. Kosentrasinya buyar. Dia sama sekali enggak bisa menikmati suasana malam itu. Alya beranjak dari tempat duduknya. Dia bergegas ke toilet.

Di toilet, Alya berfikir keras. Matanya menatap tajam kea rah cermin, seprti pion catur, dimana raja sedang diadang menteri sama benteng lawan dari segala arah, Alya benar-benar mati langkah. Dia enggak tahu apa yang harus dia lakukan. Alya menarik napas panjang. Jantungnya masih berdebar.

“Alya? Ngapain lo disini? Sapa seseorang, Alya tersentak dan menengok kearah suara.

“Astaga, April! Elo bikin gue antungan aja, aha!” ya, guys.. ternyata itu april sang belahan jiwa. Dia baru sadar kalau sahabatnya itu datang lebih terlambat darinya.

4.

Sedetik kemudian …..

Ini, nih . ini yang enggak pernah terbayang sama Alya sebelumnyam ketakutan Alya pun akhirnya menemukan puncaknya. Seumur hidupnya, Alya belum pernah merasakan shock sehebat ini!.

ALYA MENCIUM BAU BUSUK MENYENGAT ITU ……. DARI TUBUH APRIL !!!

Benar guys, jelas banget, bau kematian itu ternyata milik April. Milik sahabatnya tercinta

Alya terperangah. Dia bergerak mundur. Tubuhnya merapat ke dinding. perasaan Alya remuk. Jiwanya sangat terguncang. Ketakutan udah engga bisa di sembunyikan lagi.
Sejurus kemudian Alya melangkah maju. Air matanya mengalir deras. Diantara sisa sisa kekuatannya menopang tubuhnya yang melemah, Alya berlari merangkul April. Tangisnya meledak. Jelas saja membuat April terheran heran.

Tapi, Alya enggak peduli. Dia Cuma engga mau kehilangan sahabatnya.

“mulai sekarang, elo enggak boleh auh jauh dari gue! Gue bakal lindungin elo … Enggak bakalan gue biarin apapun menimpa elo, gue janji!” teriak Alya bertubi tubi. Tangisannya semakin kencang.

“Alya elo kenapa sih? Enggak bakal terjadi apa apa kok sama gue.. enggak usah kayak gini uga, dong… maaf yaa, kalo gue datengny telat. Makanya begitu sampe gue langsung nyariin elo. Ternyata elo disini..” terang April, tangannya mengusap ngusap pundak Alya.

Alya enggak mendengar apa-apa. Dia sama sekali enggak bisa menyimak apa yang diucapkan April.  Tubuhnya semakin leams. Kainya sudah enggak sanggup menopang tubuhnya lagi. Lalu, Alya pun roboh. …. ….

5.

Lokasi : Rumah Sakit Ameilia. Pukul 1.16 pagi. Lima jam kemudian …..

Alya membuka matanya perlahan lahan. Dia terlihat bingung melihat keadaan di sekelilingnya.

“kamu sudah sadar, Al? kamu lagi di rumha sakit. Tadi amu di temukan pingsan di toilet restoran” Ini suara Erik. Dia merasa bertanggung jawab atas keselamatan Alya. Dengan setia, Erik dan beberapa kawannya menunggui Alya seak mereka membawanya ke rumah sakit. Kalau bukan mereka, siapa lagi yang akan menjaganya. Mereka tahu Alya enggak punya family di Jakarta.

Tiba-tiba Alya terperenyak.

“April! April, Rik! Dimana April?!” Alya mengguncang lengan Erik. Dia udah ingat semuanya sekarang. Tatapan Alya melotot tajam kea rah Erik.

“Sabar, Al. kamu tenang dulu, ya.. kata dokter, kamu harus banyak Istirahat. Badan kamu lemah …” bujuk Erik. Sebenarnya dia sempat kaget kenapa Alya tiba-tiba langsung menanyakan April.

“Jawab aku Rik! Dimana Apriiill?! Jangan bohongin aku, aku tahu April kenapa –kenapa!” Alya merongis, matanya nyalang. Erik diam. Dia merasa udah enggak bisa menutupi apa yang terjadi sama April. Ikatan batin mereka terlalu kuat untuk di lawan.

“Oke, Al. aku bakal bilang sama kamu , Oke, tapi kamu janji, bakal tetap sabar, ya?”

Alya mengangguk. Bibirnya terlihat gemetar.

“Alya….,” panggil Erik lirih.

Alya menelan ludah.

“sewaktu kamu pingsan tadi, kita dengar kabar dari orang tuanya April kalau dia..” suara Erik terhenti. “dia mengalami kecelakaan sewaktu menuju tempat acara kita”

Alya tersentak. Matanya membelalak. Dia terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya..

“…. Mobil yang di bawa April tertimpa truk besar yang mengalami pecah ban. Sekarang April … April ada di rumah duka ..”

mendengar itu Alya langsung tersungkur. Mulutnya menganga seolah engga mempercayai apa yang didengarnya. Mulutnya gemeretak. Enggak terasa air matanya mengalir membasahi paras cantiknya.

Ternyata… saat di toilet restoran itu, Alya memang sudah terlambat. April memang udah pergi duluan sebelum dia beranji bakal melindunginya. “April, April … ternyata elo dateng hanya mau pamit doang sama gue” guman Alya seraya tersenyum getir. Ada luka dalam yang menyayat hatinya sekarang ini. Ada keputusasaan yang menggerus jiwanya sekarang ini.

6.

Lokasi : Apartemen Grand Hills. Pukul 5.25 sore. Tiga hari kemudian ……

Alya berdiri merenung diatas balkon. Dia masing meratapi kepergian sahabatnya. Tapi, kali ini sepertinya dia terlihat lebih tegar. Entah lagi flu atau apa, doa menutupi mulutnya dengan masker. Rambutnya yang panjang tergerai disapu angina. Gaun tidurnya yang putih memambuat Alya terlihat bak bidadari yang tengah melayang. Sesaat kemudian Alya membuka maskernya seraya tersenyum. Senyuman yang aneh. Dia seperti mengukuhkan seseuatu.

Semenit kemudian, tubuh nan molek itu pun berubah menjadi berlumuran darah. Kepalanya pecah. Tulang tulangnya remuk menghantam tanah. Gaun dan rambutnya terlihat berantakan.

Diantara kerumunan orang orang yang menjerit histeris. Terbaca seseuatu yang jelas dari jasad yang tergeletak itu.

Benar, Alya give up,guys.. Alya menyerah. Itulah yang dia kukuhkan, dia memutuskan mengakhiri hidupnya dengan melompat dari balkok. Dan, masker yang menutupi separuh wajahnya itu adalah penangkal bau busuk yang keluar dari tubuhnya sendiri.

Sekian ……